Rabu, 22 Mei 2013



Zat Kimia berbahaya pada makanan sering kita temui pada berbagai jenis produk seperti  makanan yang diawetkan, penyedap rasa, pewarna makanan, pengental dan masih banyak yang lainnya. Dampak zat Kimia berbahaya pada makanan, mungkin tidak kita rasakan dalam waktu saat ini, namun sering muncul setelah jangka waktu yang lama. Berikut kami informasikan zat Kimia berbahaya yang ada dalam makanan yang perlu kita hindari.

Bahan Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan :

1. Saccharin / Pemanis buatan.

Bahan ini sebenarnya bersifat racun. Sering kita gunakan sebagai bahan pengganti gula. Dari percobaan terhadap tikus yang diberi makanan dengan kandungan 5% sakarin selama kurang lebih 2 tahun, menunjukkan bahwa tikus menderita kanker mukosa kandung kemih. Dosis ini mungkin setara dengan 175 gram sakarin sehari untuk orang dewasa yang dikonsumsi selama seumur hidup. Sakarin berbentuk bubuk kristal putih, sangat manis, setara 550 kali lebih manis dari gula biasa. Diyakini sakarin meningkatkan derajat kejadian kanker kandung kemih kira-kira 60% lebih tinggi bagi penggunanya, terutama kaum laki-laki.


2. Siklamat (Cyclamate)

 Di Amerika Serikat, Inggris, dan beberapa negara Eropasiklamat tidak boleh digunakan pada makanan dan minuman. Siklamat hampir mirip dengan sakarin, tidak berbau, berbentuk bubuk kristal putih, kira-kira 30 kali manis gula tebu. Bila kadar larutan terlalu tinggi kira-kira 0,5%, maka akan terasa getir atau pahit. Menurut para ahli, Siklamat dengan kadar 200 mg per ml dalam medium biakan sel leukosit dan monolayer manusia (in vitro) dapat mengakibatkan kromosom sel-sel menjadi pecah.


3. Nitrosamin (Sodium nitrit)

Pemakaian sodium nitrit harus hati-hati dan tidak boleh melebihi 500 ppm. Untuk makanan bayi sama sekali dilarang dan tidak boleh mengandung sodium nitrit. Sodium nitrit tidak berbau, berbentuk kristal, tak berwama atau sedikit kuning, ada yang berbentuk bubuk, butiran atau bongkahan. Ini sejenis garam yang sering digunakan untuk mempertahankan warna daging agar tetap segar asli, memberikan aroma khas pada makanan seperti sosis, keju, kornet, dendeng, dan lain-lain. Pada kandungan keju, sodium nitrit tidak boleh melampaui 50 ppm, sedangkan untuk bahan pengawet daging dan pemberi aroma tidak boleh melebihi 500 ppm. Secara kimiawi Sodium nitrit adalah precursor dari nitrosamines. Nitrosammes adalah zat yang bersifat karsinogenik.


4. Zat Pewarna Sintetis

Pewarna sintetis yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah warna merah, kuning, jingga, hijau dan coklat.  Zat pewarna merah dan kuning adalah Rhodamine-B dan metanil yellow. Perlu diketahui bahwa, Kedua zat pewarna ini termasuk golongan zat pewarna yang digunakan pada industri kertas, tekstil, cat, kulit dan sebagainya, tentu ini sangat berbahaya. Penelitian telah dilakukan pada tikus dan mencit dan hasilnya tikus tersebut menderita  limfoma. Begitu juga dengan boraks, merupakan zat pewarna yang sering digunakan oleh produsen makanan, namun cukup berbahaya bagi tubuh kita.


5. Monosodium Glutamat (MSG)

Ini adalah bahan yang selalu digunakan pada semua orang sebagai penyedap masakan. Monosodium glutamat (MSG) atau vetsin. Namun tahukah anda, dari hasil percobaan pada hewan percobaan, bahwa MSG dapat menyebabkan degenerasi dan nekrosi sel-sel neuron, degenerasi dan nekrosis sel-sel syaraf lapisan dalam retina, menyebabkan mutasi sel, mengakibatkan kanker kolon dan hati, kanker ginjal, kanker otak dan merusak jaringan lemak. Kondisi ini akan muncul dalam kurun waktu yang lama (bahaya dalam jangka panjang). Dari penelitian MSG bersifat sangat mutagenik dan karsinogenik, khusus terhadap hati, kolon, ginjal dan otak.


6. Melamin

Zat ini terbawa pada bahan kemasan makanan seperti box untuk makanan,gelas,  piring melamin yang saat ini sangat marak. Melamin bersama dengan formaldehid, digunakan untuk memproduksi perangkat kemasan untuk makanan atau minuman yang tahan panas. Ginjal akan sangat terganggu dengan kehadiran Melamin dan sangat sulit untuk membersihkan zat tersebut. Jika terjadi akumulasi, maka ginjal akan mengalami kegagalan fungsi (gagal ginjal). Hal ini pernah terjadi saat China menggunakan zat ini pada produk susu dengan mengandung melamin, dan mengakibatkan beberapa bayi meninggal, dan puluhan ribu lainnya mengalami gangguan ginjal.


7. Formalin

Bahan ini biasanya digunakan sebagai bahan antiseptik, germisida dan pengawet (termasuk untuk jenazah). Formalin adalah larutan dengan konsentrasi 10-40% dari formaldehid.  Formalin bisa ditemukan pada makanan produk rumahan, untuk menimbulkan warna produk menjadi lebih menarik dan cerah serta awet. Formalin juga banyak dipakai pada bahan seperti piring, gelas dan mangkok yang berasal dari plastik. Bila terkena kulit, dapat menimbulkan perubahan warna, kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa dan rasa terbakar. Apabila terkena mata menimbulkan iritasi, memerah, rasanya sakit dan gatal-gatal. Dalam konsentrasi yang tinggi formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan kerusakan pada lensa mata.
Formalin berdampak pemicu kanker, bersifat karsinogenik dan jika terhirup, formalin dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernapasan, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk, kerusakan pada sistem saluran pernapasan bisa menganggu paru-paru berupa pneumonia (radang paru-paru) atau edema paru (pembengkakan paru).


8. Boraks

Pengaruh kesehatan secara akut adalah muntah dan diare. Sering digunakan pada makanan seperti bakso dan kerupuk.  Boraks adalah senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga akan menghasilkan rupa yang bagus dan tampak segar serta kenyal. Boraks sering dipakai untuk bahan anti anti septic kayu dan pengontrol kecoa  dan untuk mengawetkan kayu. Boraks memiliki efek toksik, jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama atau berulang-ulang. Dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan gangguan pencernaan, nafsu makan menurun, anemia, rambut rontok, dan kanker.

sumber : http://musttrie-art.blogspot.com/2013/03/bahan-zat-kimia-berbahaya-pada-makanan.html

Senin, 13 Mei 2013

ASPIRIN

Pengertian


Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Karena sifat-sifat itulah aspirin biasanya digunakan sebagai obat sakit gigi dan obat pusing Aspirin juga memiliki efek antiko
agulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung. Senyawa ini memiliki titik didih 140 °C dan titik leleh 136 °C.
Sejarah
Kepopuleran penggunaan aspirin sebagai obat dimulai pada tahun 1918 ketika terjadi pandemik flu di berbagai wilayah dunia.
Awal mula penggunaan aspirin sebagai obat diprakarsai oleh Hippocrates yang menggunakan ekstrak tumbuhan willow untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Kemudian senyawa ini dikembangkan oleh perusahaan Bayer menjadi senyawa asam asetilsalisilat yang dikenal saat ini.
Pembuatan
Aspirin ini dibuat dengan cara esterifikasi, dimana bahan aktif dari aspirin yaitu asam salisitat direaksikan dengan asam asetat anhidrad atau dapat juga direaksikan dengan asam asetat glacial bila asam asetat anhidrad sulit untuk ditemukan. Asam asetat anhidrad ini dapat digantikan dengan asam asetat glacial karena asam asetat glacial ini bersifat murni dan tidak mengandung air selain itu asam asetat anhidrad juga terbuat dari dua asan asetat galsial sehingga pada pereaksian volumenya semua digandakan. Pada proses pembuatan reaksi esterifikasi ini dibantu oleh suatu katalis asam untuk mempercepat reaksi. Tetapi pada penambahan katalis ini tidak terlalu berefek maka dilakukan lah pemanasan untuk mempercepat reaksinya. Pada pembuatan aspirin juga ditambahkan air untuk melakukan rekristalisasi berlangsung cepat dan akan terbentuk endapan.
 
Sumber : http://yyusdi.blogspot.com/2012/11/aspirin.html

;;

By :
Free Blog Templates